sarasHijra

Musim PPDB, Ini Dia 7 Kriteria Penting Mencari Sekolah untuk Anak

Posting Komentar

Based On Pengalaman Pribadi Memilih SMAIT Ihsanul Fikri Mungkid Kabupaten Magelang


Bismillahirrahmanirrahim

Musim PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) seperti saat ini, mulai membuat parents pusing. Sekolah mana yang akan dipilih, lokasinya dekat atau jauhkah, apa saja fasilitas dan berapa biaya adalah sebagian pertanyaan mereka.

Meski teknologi memudahkan parents untuk browsing profil sekolah namun ada hal lain yang perlu diperhatikan. Seperti testimoni langsung dari mereka yang sudah menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut juga menambah kemantapan parents kan ya.

Makanya saat emak saras dimintai pendapat alasan menyekolahkan si kakak (sekarang kelas XI) di SMAIT Ihsanul Fikri Mungkid Kabupaten Magelang, rasanya perlu menuliskannya disini.

Karena proses mencari sekolah yang cocok untuk anak-anak kita layaknya mencari jodoh. Dicari tau dulu siapa pemiliknya, dimana letaknya, apakah sesuai dengan karakter dan cara belajar anak, dsb.

Berdasarkan pengalaman pribadi dan belajar di kelas-kelas parenting, emak dengan senang hati membagikan 7 Kriteria Penting untuk Cari Sekolah Anak di musim PPDB seperti ini

Apa saja itu? Yuk, dapatkan jawabannya di bawah ini ya …

Tujuh Kriteria Penting Mencari Sekolah untuk Anak

  1. Tujuan mencari sekolah
  2. Sesuaikan kebutuhan anak di jenjang usianya
  3. Profiling Sekolah
  4. Fasilitas yang mendukung pembelajaran (fisik dan non fisik)
  5. SOP tentang tata tertib sekolah ditegakkan secara disiplin humanis
  6. Biaya pendidikan realistis dan disesuaikan kemampuan
  7. Ada keterlibatan paguyuban orang tua dan masyarakat
Ternyata banyak juga kriterianya, Makk..Mari kita kulik satu demi satu ya.

Tujuh kriteria penting untuk cari sekolah anak berdasar pengalaman emak dan bapak mencarikan jodoh SMA untuk anak pertama kami adalah :

SMAIT-Ihsanul-Fikri-Semarang

1. Tujuan Mencari Sekolah

Sobat hijra, apa pernah mendengar pernyataan seperti ini?

Mama X : “Kamu masuk pondok pesantren biar gak nakal lagi

Parents Y : “Kami sudah menyekolahkan anak di sini, ya pokoknya kami taunya semua beres.”

Jadi bagaimana menurutmu ?
Sah-sah saja punya pendapat seperti itu.

Tapi marilah kita membaca ulang sebuah ayat di Al Qur’an di bawah ini :

Wahai orang-orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadapt apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan “ (Qur’an Surat At Tahrim 6)

Dan perkataan Sahabat Ibnu Umar Rodhiyallahu’ anhu :

“Didiklah adab kepada anakmu, sesungguhnya pada hari kiamat kamu akan dimintai pertanggungjawaban tentang adab dan ilmu yang telah kamu ajarkan kepada anakmu. Dan anakmu juga akan dimintai pertanggungjawaban tentang bakti dan ketaatannya kepadamu “ (Tuhfatul Maudud Bi Ahkamil Maulud, Ibnul Qoyyim, 229).

Dari Jabir bin Samurah dia berkata : Rasulullah shallalahu’alaihi wasallam bersabda : “Seseorang mendidik anaknya lebih baik daripada dia bersodaqoh dengan harta.” (HR Tirmidzi 1874)

Berdasar 3 hal di atas, tugas mendidik anak ada di tangan parents masing-masing bukan pada orang lain. Sehingga sangat disayangkan bila ada pendapat parents yang memasukkan anaknya ke pesantren adalah untuk perbaiki akhlak anak. Sekolah ataupun pesantren bukan bengkel akhlak.

Karena dari rumahlah pondasi mendidik anak itu bermula. Pola asuh, kedekatan emosional, perhatian dan cukup kasih sayang layaknya pasir, semen, air, dan kerikil yang dibutuhkan saat membangun pondasi rumah.

Jadi sepakat ya sobat hijra, bahwa tanggung jawab ini tidak dapat digantikan kepada siapapun baik sekolah, madrasah, pesantren, dan lembaga lainnya.

Sebab kitalah yang akan mempertanggungjawabkannya ke hadapan Allah sebagai pemilik anak-anak.

Di sisi lain jelas kita punya keterbatasan sebagai parents. Misalnya anak butuh kemampuan bahasa asing sementara kita bukan orang yang ahli bahasa asing.

Maka kita bisa mencari pihak luar yang mengisi kekurangan tersebut. Kita bisa bekerja sama dengan sekolah atau lembaga pendidikan lain yang bisa beri ilmu tersebut ke anak.

Maka sekolah dan lembaga pendidikan berfungsi sebagai partner yang saling bersinergi dalam menumbuhkembangkan potensi anak.

Layaknya partner bisnis, di bidang pendidikan pun perlu terjalin kerja sama dan komunikasi sebagai support system anak.

Nah bila kriteria pertama ini sudah sependapat maka kita akan mencari sekolah yang siap berkomitmen membangun anak-anak dengan visi misi yang selaras dengan tujuan pendidikan.

Menurut Ustadz Abdul Kholiq penulis Buku Pendidikan Karakter Nabawiyah, tujuan pendidikan adalah terbentuknya generasi yang bermanfaat dengan sebaik-baik akhlak di zaman mereka tumbuh dan berkembang.
Generasi bermanfaat yaitu generasi yang professional. Generasi yang kinerjanya sesuai dengan minat bakatnya dan produktif sehingga bisa memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada umat melalui perannya dalam masyarakat.

2. Sesuaikan Kebutuhan Anak di Jenjang Usianya

Sobat hijra, tahapan perkembangan anak berbeda di usianya. Sehingga kebutuhan mencari sekolah untuk si sulung yang berusia 16 tahun dengan si bungsu yang berumur 10 tahun berbeda ya.

a. Anak Usia Dini

Sekolah yang baik dan paham tahapan perkembangan anak akan menyediakan beragam alat main yang bermutu. Artinya alat main itu aman, tidak membahayakan dari sisi bentuk dan bahan. Alat main juga sengaja dipilih untuk mendukung tahapan usia anak.

Termasuk mendukung berkembangnya sensori motorik (halus dan kasar). Sebuah tahapan yang penting karena menjadi pondasi ke tahapan perkembangan di usia berikutnya.

Program lain yang penting adalah yang menstimulasi perkembangan sosial emosi anak. Dunia anak usia dini yang awalnya berinteraksi hanya di keluarga inti lalu berkembang dengan mulai mengenali teman sebayanya.

b. Kebutuhan Anak Usia SD

Anak di usia SD awal dapat mulai dikenalkan aturan untuk melatih hidup sosial dan berdisiplin. Program pendidikan diciptakan untuk mengembangkan kecerdasan jamak (multiple intelligence) atau berdasar pada area/ domain perkembangan anak (kognisi, afeksi, sosial, bahasa, dan psikomotor).

Sehingga idealnya satu mata pelajaran tidak hanya bertujuan untuk mengembangkan satu aspek kecerdasan saja tapi bisa menyeluruh ke semua aspek.

c. Kebutuhan Anak Usia SMP dan SMA

Program pendidikan yang paling tepat untuk anak di tahap ini adalah pendidikan melalui kerja. Pekerjaan-pekerjaan yang diberikan pada anak dalam bentuk proyek- proyek yang sudah direncanakan dan disesuaikan dengan kebutuhan anak.

Pada akhirnya anak sampai pada kemampuan sebagai dewasa muda yang adaptable.

Menurut beberapa pendapat praktisi pendidikan anak, mata pelajaran di usia SMA sudah menyempit sesuai bidang minat anak.

Selain untuk efisiensi waktu, tenaga, penjurusan minat juga akan menghemat biaya.



3. Profiling Sekolah

Profiling sekolah bisa mencakup beberapa kriteria :

a. Kredibilitas Sekolah

Sobat hijra bisa cek apakah sebuah sekolah sudah memiliki akreditasi atau penilaian dari lembaga pembuat standar pendidikan.

Dari web Badan Akreditasi Nasional Apa Tujuan Dilaksanakan Akreditasi, menurut Permendikbudristek No. 38/2023 tentang Akreditasi Pendidikan Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah disebutkan bahwa akreditasi adalah penilaian untuk menentukan kelayakan satuan danatau program pendidikan kesetaraan berdasarkan penilaian mutu pendidikan.

Hasil akreditasi yang baik akan menambah kemantapan memilih sekolah karena telah diakuinya sebuah sekolah layak menyelenggarakan pendidikan bermutu.

b. Kurikulum

Kurikulum pendidikan yang bagaimana yang kita pilih? Tentu saja disesuaikan dengan kebutuhan dan value keluarga masing-masing. Ada keluarga yang memilih anak-anaknya berstandar hafidz Qur'an, ada yang diniyah atau fokus ilmu agama Islam. Ada pula jalur umum atau sekolah negeri.

Dalam mendukung tujuan pendidikan, sekolah dapat pula bekerja sama dengan pihak ketiga yang berafiliasi pada kurikulum tertentu. Misalnya join dengan kurikulum Cambridge yang mempersiapkan anak bersaing secara global. Sebuah keniscayaan di zaman ini untuk siap beradu skill dengan murid dari negara lain.

Pastikan anak-anak kita ajak diskusi untuk pemilihan sekolahnya ya.Karena bagaimanapun juga mereka yang akan menjalani bukan kita.

Sesuaikan pada minat dan bakat anak sehingga kurikulum dan mata pelajaran akan terpetakan dengan pas.

4. Fasilitas yang akan mendukung pembelajaran (fisik dan non fisik)

Fasilitas pendidikan yang baik dan sesuai kebutuhan anak di jenjang usianya akan membantu suksesnya proses belajar mengajar.

a. Fasilitas fisik

Segala fasilitas seperti gedung sekolah, kelas, ruang olah raga, aula, laboratorium, perpustakaan, kamar mandi, kantin dan tempat ibadah yang dibangun sesuai kebutuhan. Tidak harus mewah karena jelas berimbas pada pembiayaan. ya hehe.

Asal kebutuhan mendasar akan fasilitas sudah tersedia secara baik, aman dan layak, emak rasa ini sudah cukup.

Berbeda bila sobat hijra punya dana berlebih why not memilih sekolah yang berfasilitas wah dan pakai teknologi terbaru dan super canggih.

Perlunya memperhatikan standar keamanan bangunan/ fasilitas termasuk periode aman untuk dimainten.

Misalnya jangan sampai ada peralatan elektronik menyebabkan sengatan listrik atau paku yang menancap di benda-benda yang tidak difungsikan hingga bisa melukai anak didik. Juga penting cek periode berkala untuk menyervis AC.

Kebersihan sekolah dan asrama, kelancaran air bersih mutlak ya sobat hijra. Prosedur untuk menjaga kebersihan ruang kelas juga kamar asrama pada boarding school penting untuk disurvei. Sehingga mendukung penghuni sekolah hidup bersih dan sehat.

b. Fasilitas non fisik

Hal ini menyangkut kebutuhan SDM tenaga pengajar dan non pengajar yang berkompeten di bidangnya.
Selain keilmuan, para guru hendaknya memiliki soft skill yang menjadi pendukung anak belajar dan berproses.

Mereka mempunyai cukup bekal ilmu dan ketrampilan untuk memahami fungsi dan perannya sebagai guru di zaman ini. Zaman dengan teknologi berkembang pesat, banjir informasi, dan kemudahan fasilitas.

Guru pun diharapkan paham tahapan perkembangan anak sehingga bisa ikut memantau adakah kemampuan anak yang seharusnya sudah berkembang namun kenyataannya belum.

Kepedulian ini akan menghasilkan laporan perkembangan anak yang menyeluruh.

Di sisi lain kecakapan atau prestasi anak seharusnya tidak hanya dinilai dari poin akademis saja tapi juga non akademis. Seperti kepekaan sosial, dermawan, ringan tangan, ramah, dan santun.

Sehubungan dengan isu mental health yang sedang viral, idealnya dibutuhkan tim konseling seperti guru BK, psikolog, dan paramedis untuk tangani permasalahan kesehatan mental anak.

5. SOP akan tata tertib sekolah ditegakkan secara disiplin humanis

Dalam sebuah pelatihan orang tua dan guru, emak mendapatkan materi bahwa pendidikan yang bermutu akan menghasilkan budaya bahwa melanggar aturan itu suatu hal yang memalukan.

Oleh karena itu sekolah yang bermutu memiliki kesungguhan menerapkan aturan yang sudah disepakati bersama.

Misal SOP tentang pencegahan bullying. Dimulai dengan sosialisasi pentingnya pencegahan bullying, lalu diterapkan secara bertahap berikut evaluasinya.

Apabila ada kondisi anak yang diduga terlibat bullying, tentunya tidak langsung ditindak namun ditelusur terlebih dahulu akar masalahnya. Kemudian dilakukan pendekatan personal. Apabila terbukti jelas bersalah maka ada tahapan konsekuensinya.

Disini ketegasan sekolah perlu ditegakkan agar ada efek jera pada pelaku pelanggar aturan. Tentu saja mengutamakan sisi kemanusiaan yang adil dan beradab.

6. Biaya pendidikan realistis dan disesuaikan dengan kemampuan

Di tengah kondisi perekonomian global dan dalam negeri yang sedang alami deflasi di semester kedua Tahun 2024 ini, biaya pendidikan yang realistis akan lebih banyak diminati.

Kejelasan besaran item pembayaran seperti SPP, biaya buku, pengembangan kurikulum dan fasilitas fisik, sangat penting. Agar parents memahami besaran kebutuhan anak yang akan menunjang pembelajarannya.

Apalagi bila sekolah memberi kemudahan pembayaran sehingga bisa diangsur sesuai kemampuan keuangan calon wali murid. Hal ini akan meringankan wali murid.

7. Ada Kerlibatan Paguyuban Orang Tua dan Masyarakat

a. Paguyuban/ Majelis Sekolah/ Komite Sekolah

Namanya juga partner dalam mendidik anak. Komunikasi dan koordinasi menjadi hal yang penting agar tujuan pendidikan berada dalam koridornya. Parents proaktif menyampaikan kondisi anak di rumah, guru pun merekam informasi tersebut untuk mendapatkan gambaran perkembangan anak.

Begitu pula sebaliknya. Hasil laporan belajar/ rapot juga dapat disampaikan guru ke parents sebagai bentuk pertanggungjawaban belajar anak.

Tak hanya itu, jalur komunikasi sebagai masukan parents ke sekolah juga perlu dibangun dalam bentuk wadah komite/ majelis/ paguyuban sekolah. Fungsinya untuk menjadi fasilitator semua wali murid atas masukan, harapan, atau keluhan ke sekolah.

b. Warga masyarakat sekitar sekolah ikut merespon positif proses pembelajaran

Sekolah yang mempunyai visi masa depan, tidak hanya berfokus pada manfaat internal saja tapi juga bagaimana bisa berdampak pada lingkungan sekitar.

It takes a village to raise a children. Bahwasanya butuh keterlibatan banyak orang untuk membangun anak-anak. Dukungan pemerintah sebagai pemangku kebijakan, dan support warga sekitar sekolah, lingkungan yang asri, nyaman, aman juga berpengaruh dalam suksesnya tujuan pendidikan.

Sehingga sekolah juga berperan dalam mengajak masyarakat terlibat dalam pembangunan peradaban anak.

Pengalaman Pribadi Memilih SMAIT Ihsanul Fikri Mungkid Kabupaten Magelang

Nah, sekarang emak menulis pengalaman saat mencari SMA kakak Azzam Abdillah Haqqi, sang anak sulung. Karena emak dan bapak berkomitmen siap merancang masa depan maka dalam pemilihan SMA pun kami terlibat diskusi yang intens.

A. Kebutuhan Sekolah yang Ada Penjurusan IPS

Base on minat kakak di pelajaran sejarah dan didukung dengan nilai akademis saat SMP maka kami fokus ke bidang sosial bukan sains. Hasil diskusi dengan teman emak yang baru memasukkan anaknya ke SMA negeri 2 tahun lalu, saat itu ada perubahan kurikulum. Sudah tidak ada lagi penjurusan IPA, IPS, dan bahasa.

Oleh karena itu kami mencari SMA swasta yang masih menerapkan penjurusan di kelas XI dan XII. Saat itu kakak juga mau menjajal mondok. Oleh karena itu kami fokus survei ke SMA boarding yang ada jurusan IPS-nya.

B. Apa Saja yang Disurvei

Alhasil sekitar Bulan Juni 2022, kami sekeluarga survei ke beberapa SMA boarding di daerah Pekalongan, Batang, Yogyakarta, dan Magelang. Daftar nama sekolah yang akan disurvei dibuat berdasarkan saran teman-teman emak dan bapak.

Item yang disurvei :
1. Kesan pertama saat survei jelas terlihat dari fasad bangunan.

2. Lalu kami cek fasilitas pendukung, kebersihan sekolah, ruang kelas, kantin, kamar asrama dan kamar mandi.

3. Wawancara dengan tim humas/ PPDB
a. Apakah masih menerapkan penjurusan IPS
b. Bagaimana mekanisme sekolah menangani permasalahan anak
c. Bagaimana budaya di asrama, pembagian kelas berdasarkan apa
d. Bagaimana mekanisme pembayaran uang pendidikan
e. Berapa bulan periode anak bisa dijenguk, plesir dan jatah peneleponan

4. Suasana sekolah dan asrama, teduh, tenang dan nyaman kah untuk belajar

5. Apakah akses sekolah mudah dijangkau transportasi umum

C. Mengapa Akhirnya Jatuh Cinta pada SMAIT Ihsanul Fikri Mungkid ?

Ada beberapa hal yang membuat mantap :
1. Kakak merasa cocok setelah survei langsung kesana setelah kami mendatangi 4 SMA di 2 kota berbeda.
Poin pertama ini penting karena mendasari kenyamanan hati calon murid yang akan menjalani 3 tahun pembelajaran.

2. Masih ada penjurusan IPS mulai kelas XI.

3. Lokasi dekat jalan utama Semarang - Yogyakarta, berada di area yang luas dengan nuansa pedesaan yang sejuk.

4. Lingkungan sekolah dan asrama bersih dan rapi. Fasilitas pendukung pembelajaran sangat memadai, seperti : lapangan sepak bola sangat luas, ada gedung olah raga tertutup yang juga berfungsi untuk tempat pe
rtemuan massal, 2 masjid besar masing-masing untuk ikhwan dan akhwat

5. Biaya pendidikan sesuai kantong kami dan bisa diangsur sesuai kemampuan
.
6. SOP penegakan aturan guna pembiasaan disiplin dan pembangun karakter anak berjalan baik.

7. Pembiasaan tahajud berjamaah sepekan 3 kali. Sesekali mengundang wali murid untuk bergabung. Sehingga kami pun pernah datang merasakan sholat tahajud di bawah bintang-bintang, dipeluk hawa dingin Mungkid. Sekolah juga menyediakan sarapan bagi wali murid setelah acara tersebut.


D. Perkembangan Anak Selama Bersekolah di SMAIT Ihsanul Fikri Mungkid

Selayaknya anak yang baru merasakan mondok di awal kelas X, jauh dari orang tua (saat SD dan SMP, kakak sekolah di full day school) perasaan berat, rindu, gundah juga kami rasakan. Alhamdulillah seiring berjalannya waktu, kakak mulai bisa beradaptasi

Doa yang kami langitkan meminta pertolongan Allah agar mengokohkan hati dan menjaga kakak. Agar Allah mempertemukannya dengan guru, teman, dan lingkungan yang akan menempanya jadi lebih dewasa dan tangguh.

Kami pun tidak menuntutnya macam-macam, asal kakak nyaman dan hepi menjalani sekolah dan kehidupan di asramanya itu lebih penting.

Alhamdulillah sampai detik ini kakak krasan dan makin berkembang potensinya. Sebagai anak introvert yang butuh waktu untuk bisa nyaman bersosialisasi, tahun lalu kakak dipercaya menjadi ketua ekskul Japaneese Club.

Di tahun ajaran ini kakak Azzam masuk 3 besar kandidat seleksi ketua organisasi Language Troop. Meski akhirnya dia belum lolos menjadi ketua, kami sangat bersyukur dengan kemajuannya. Ia pun belajar legowo dan move on dengan menyambut baik di posisi sekretaris.
Partisipasi-siswa-ikut-lomba-bahasa-jepang-di-Undip
Sedangkan di bidang akademik, kakak sudah terpetakan ke jurusan IPS di awal Semester gasal kelas XI ini. SMAIT Ihsanul Fikri sudah menyiapkan skema penjurusan dan paket mata pelajaran yang menjadi fokus menyiapkan anak masuk di perguruan tinggi.

Secara umum prestasi yang diraih murid-murid sekolah ini sangat banyak di kejuaraan bergengsi. Keterlibatan murid yang ikut ekskul pramuka di ajang World Scout di Korea 2023 lalu dan Kemah Silaturahim Wilayah JSIT (Jaringan Sekolah Islam Terpadu) di Kabupaten Semarang Oktober 2024 ini menambah panjang daftar kegiatan positif murid SMAIT Ihsanul Fikri.

Program unggulan sekolah ini yang keren menurut emak adalah kemah bakti dan Santri Masuk Desa. Bagaimana sekolah mempersiapkan anak hidup bersama masyarakat. 

Mereka ikut merencanakan program dan terjun langsung menghadapi permasalahan orang lain sesuai kapasitasnya. Sehingga calon pemuda ini terbangun empati dan punya solusi.

Kesimpulannya, emak saras merekomendasikan sekolah ini untuk parents yang sedang mencari partner dalam membangun anak. Terlepas ada kekurangan itu manusiawi. Karena kita pun bukan orang yang sempurna bukan? Terus saja berikhtiar bumi dan langit agar Allah senantiasa menolong kita dalam menyiapkan generasi peradaban bangsa ini.


Selanjutnya keputusan emak kembalikan ke sobat hijra, mudah-mudahan tulisan ini mencerahkan dan memberi gambaran apa saja kriteria penting mencari sekolah untuk anak di musim PPDB. Silakan dicermati, bila ada yang mau ditanyakan bisa tinggalkan komentar, bila ada yang kurang pas mohon dibukakan pintu maaf yes.

Wallahu'alam bisshowab, mudah-mudahan Allah ridhoi

Wassalamu'alaikum warohmatulahi wabarokatuhu.


    ====================================
Referensi : 
1. Modul Pelatihan Orang Tua dan Guru (PPOT), Tahap Perkembangan Anak, Sekolah Al Falah Cipayung Jakarta
2. Pendidikan Karakter Nabawiyah, Abdul Kholiq., Rumah Karakter, Semarang : 2017
3. Instagram SMAITIhsanulFikri
4. https://ban-pdm.id/news/detail/2024/4/apa-tujuan-dilaksanakannya-akreditasi

    


 




 

 

 

 

 

Saras Hijrah
Seorang ibu pembelajar yang terus memantaskan diri untuk ditolong Allah. Menggali potensi terbaik tanpa menafikan kekurangan diri untuk tetap bermanfaat di sisa usia.
Terbaru Lebih lama

Related Posts

Posting Komentar