Personal Branding adalah keniscayaan dan kebutuhan bagi personality di zaman ini. Tidak hanya di sisi profesional namun juga non profesional. Ya, sebagai ibu rumah tangga emak saras juga diingatkan oleh berbagai praktisi untuk perlu memetakan diri kita akan berperan di bagian mana. Personal branding emak saras adalah I am a parenting enthusiast and local Environment.
Hal ini penting agar kita tahu siapa diri kita dan untuk apa kita diciptakan di dunia ini. Tidaklah Allah mengutus kita sebagai makhluk terbaik di antara makhluk lainnya melainkan karena adanya pembeda yaitu akal dan hati nurani.Dengan akal dan hati nurani maka kita diberi kemampuan untuk berpikir dan berperasaan sesuai tuntutan agama.
Yuk, kita ingat kembali tujuan penciptaan kita yaitu untuk
beribadah pada Allah dan untuk menjadi pemimpin di muka bumi ini. Paling tidak
memimpin diri sendiri yang mendatangkan manfaat bagi diri dan orang lain. Menjadi
pemimpin adalah profesional menjalankan perannya di bumi ini. Nah, bagaimana
bisa profesional ? Dimulai dengan mengetahui minat dan bakat kita.
Terus apa nih korelasi antara personal branding, minat, bakat, dan value pribadi, Mak?
Boleh yuk, kita bahas sama-sama…
Korelasi Personal Branding, Minat, dan Bakat
Bakat
Pengertian Bakat
Bakat menurut Ustdaz Abdul Kholik adalah sifat, pikiran, dan
tindakan yang alami dan berulang-ulang yang menghasilkan produktifitas. Setiap
kita punya bakat yang unik lain dari pada yang lain dan sudah dibawa sejak
lahir.
Sedangkan dari homeschooling talenta, bakat (aptitude)
adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dimana kemampuan tersebut
sudah melekat dalam dirinya dan dapat digunakan untuk melakukan hal-hal
tertentu dengan lebih cepat dan lebih baik dibandingkan orang biasa.
Bila dilhat dari definisi ini, poin penting dari bakat
adalah bawaan lahir.
Contoh Bakat
Ketika seorang anak lebih luwes menggambar bentuk kapal,
bangunan, orang maka bisa dikatakan anak tersebut berbakat menggambar.
Minat
Pengertian Minat
Adalah rasa keingintahuan (curiosity) untuk mempelajari
sesuatu yang telah dicintainya. (Abdul Kholiq, Pendidikan Karakter Nabawiyah).
Sedangkan menurut Shaleh Abdul Rahman, minat adalah suatu kecenderungan untuk
memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktifitas atau situasi yang
menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang atau gembira.
Sudah terasa perbedaannya kah antara bakat dan minat?
Bila bakat adalah bawaan lahir (nature) maka minat adalah
nurture alias dapat dimunculkan dan dikembangkan meski seseorang belum
mempunyai bakat tertentu. Ini pemahaman emak saras sendiri ya hehe.
Jadi bila seseorang punya bakat sebagai perajut namun tak
pernak diasah, dikembangkan, dan terus dilatih maka kemampuan itu tak
membuatnya special. Berbeda bila seseorang mungkin tak berbakat merajut namun
ia berletih-letih mencoba, melatih, dan memperbanyak jam terbang merajut maka
kemampuannya bisa melebihi orang yang mestinya berbakat merajut.
Personal Branding
Pengertian
Personal Branding menurut tulisan cakeresume adalah cara kita
mempresentasikan diri ke orang lain. Personal brand yang sukses adalah ketika
kamu bisa menciptakan kesan yang konsisten terhadap audiens. Oleh karena itu
personal branding kita harus benar-benar mencerminkan siapa diri kamu. Ini
mencakup kombinasi dari skill dan pengalaman yang kamu miliki sampai
nilai-nilai pribadi yang kamu pegang.
Gampangnya personal branding adalah penceritaan kisah kita
dan kesan orang lain terhadap reputasi online kita.
Hubungan Antara Bakat, Minat, dan Personal Branding
Emak rasa personal branding dibangun dari komponen bakat dan
minat. Setuju nggak?
Siapa diri kita, apa peran peradaban yang bisa kita berikan
bergantung dari apa yang kita punyai. Banyak ahli merumuskan : “Kita tidak bisa
memberi apa yang tidak kita miliki.”
Jadi tentu saja tak hanya sekedar mengandalkan hadirnya
bakat namun ada upaya berkelanjutan agar bakat terasah dengan baik. Seperti
menambah pengetahuan dan ketrampilan sehingga tetap sejalan dengan perkembangan
zaman. Dengan begitu minat akan tumbuh bersamaan akan kecintaan terhadap
aktifitas bakat tersebut.
Menurut Abah Rama Royani founder Talents Mapping, bakat
mempunyai ciri 4 E :
1.
Enjoy yaitu menikmati pekerjaan/ aktifitasnya
2.
Easy yaitu mudah melakukan dan menyelesaikan
aktifitas
3.
Excellent yaitu memberi hasil yang baik
4.
Earn yaitu bisa menghasilkan pendapatan
Nah personal branding bisa terwujud bila kita enjoy, easy,
excellent hingga pada puncaknya mencapai earn sebagai sarana kita mencari
nafkah. Bahkan jika sudah mencintai
aktifitas atau pekerjaannya, beberapa orang rela tak dibayar karena ia bersuka
cita menjalaninya.
Agar personal branding senantiasa menjiwai aktifitas seseorang maka emak menambahkan adanya value pribadi.
Personal Branding Emak Saras
Peta Bakatku
Public Speaker
Emak saras bersyukur mendapat kesempatan mengetahui bakat
diri saat usia muda. Public Speaking. Nggak pernah terbayang sebelumnya karena
dulunya minder plus pemalu. Berada dalam support system sebuah komunitas Direct
Selling menuntut diri ini berani tampil untuk presentasi. Latihan satu dua kali
tentu saja kagok. Hingga diulang puluhan mungkin sudah ratusan kali sampai
susunan kalimat sama dengan bentuk presentasi baku product knowledge perusahaan
kala itu.
Diawali dengan demam panggung, keringat dingin saat harus
tampil di depan orang banyak menjadi bagian dari sejarah membentuk kepercayaan
diri. Buku-buku pembangun kepribadian juga dilalap untuk perkaya ilmu dan menguatkan minat. Alhamdulillah meski belum dijadikan profesi namun public speaking menjadi
personal branding pertama emak.
Educator
Bakat ini sepertinya jelas mengalir dari bapak dan ibu emak
yang pendidik. Bapak pensiunan dosen Unner dan Ibu pensiunan guru SMK 7
Semarang (dulu STM Pembangunan). Lahir di lingkungan pendidik membuat emak
familiar dengan belajar dan mengajarkan ke orang lain. Kuliah emak pun memilih
peminatan Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku di FKM Undip di semester akhir.
Intinya banyak penyuluhan wkwkwk.
Meski pernah berharap anaknya mengikuti jejak menjadi dosen
namun tak lolos seleksi, orang tua tetap bersyukur emak sempat berkarir di
perusahaan asuransi sosial di bidang kesehatan. Lepas mundur dari kedinasan
justru kini kesempatan mendidik jauh lebih besar. Mendidik diri sendiri sebagai
istri dan ibu dan mendidik anak sebagai bagian dari tugas dan tanggung jawab
peradaban.
Khusus di bagian ini, emak pernah mengikuti pelatihan
menjadi orang tua dan guru di Sekolah Al Falah Cipayung, Jakarta Timur. Karena
ingin mewujudkan mimpi besar yaitu membangun sekolah anak usia dini. Pelatihan
dengan 7 modul baru diselesaikan di modul ke-4 karena kebutuhan saat itu belum
memungkinkan untuk tuntas di semua modul. Qodarullah pandemic Covid-19 memberi
jeda untuk mewujudkan impian tersebut.
It’s oke, ilmunya harus tetap dimurojaah alias diulang-ulang
agar tetap nempel di otak ya. Alhamdulillah emak saras sangat terbantu murojaah saat diminta
berbagi di berbagai kesempatan. Sambutan yang baik dari audiens membuat bakat ini makin emak minati.
Writer
Menulis adalah kepingan puzzle masa kecil dalam bentuk
menulis diary ahaha. Menulis diyakini pula sebagai bentuk terapi mental health.
Seperti pada tulisan emak sebelumnya Healingmu Gak Usah Jauh-Jauh, Nulis Yuk .
Menulis secara professional pernah dilakoni dengan menulis
buku antologi alias kumpulan tulisan beberapa penulis. Alhamdulillah sudah ada 4
buku antologi dan akan tambah 1 lagi tahun 2023 in syaa Allah.
Emak juga kerap membuat tulisan pendek berupa insight dari webinar atau seminar atau kajian ilmu lain yang di-upload di instagram atau facebook. Plis tengok ke @sarashijrah ya, alamat IG dan FB emak.
Selain itu belajar menjadi blogger juga dijabani untuk
menaikkelaskan kualitas tulisan. Tulisan ini pun merupakan bagian tugas di
Kelas Belajar Blogspedia bersama Coach Marita. Salah satu cara yang harus ditempuh untuk
menambah jam terbang dalam berliterasi.
Relater
Kok relater ya..emm belum nemu istilah yang pas maafff.
Intinya emak saras senang menjadi penghubung orang ke orang atau orang ke
lembaga. Misal menjadi EO alias event organizer sebuah acara.
Local Environmental Activist
Lebih khususnya pejuang kompos sih ya. Karena lebih
spesifik. Meski bentuk peduli lingkungan
yang lain seperti mengelola sampah rumah tangga juga masih terus
diistiqomahkan.
Why kompos? Karena keseharian sebagai ibu di dapur pasti
bersinggungan dengan sampah organik dari bahan makanan kan ya. Sampah atau
bahasa halusnya sisa konsumsi rumah tangga adalah tanggung jawab kita. Sampah
tak selesai dengan membuang pada tempatnya namun bagaimana mereka tak menjadi
bagian yang menggunung unfaedah di TPA alias tempat pembuangan akhir sampah.
Ini butuh kemauan untuk mulai merubah pola pikir dan do
something yang sederhana namun berdampak pada lingkungan. Lewat cara sederhana
pilah sampah organik dan non organik, kita bisa cegah bahaya lingkungan. Mengapa?
Karena mencampuradukkan sampah organik dan non organik akan menciptakan gas
metan yang bisa meledak sewaktu-waktu dan membahayakan lingkungan.
Sedangkan kompos adalah cara kita membantu menguraikan
sampah organic lebih cepat dan dapat dimanfaatkan kembali sebagai penyubur
tanaman atas izin Allah.
Personal Brandingku
Lantas apa donk personal branding emak saras?
Bila diramu, emak adalah seseorang yang suka berbagi
informasi utamanya parenting dalam bentuk komunikasi langsung pada orang per
orang atau sekelompok orang dan
membagikan dalam bentuk tulisan. Mengapa parenting? Karena ilmu ini menjadi
bagian denyut nadi sehari-hari. Ilmu yang selalu dibutuhkan dalam membersamai
anak-anak tercinta. Ilmu yang harus di-up date karena zaman begitu cepat
berubah dan tantangan dalam mendidik anak makin bertambah.
Parenting enthusiast bila boleh disebut seperti ini. Sangat mencintai dunia pendidikan anak dan terlibat dalam sharing langsung maupun lewat tulisan. Senang mengamati perilaku anak dan ingin maju bersama anak Indonesia.
Selain itu emak saras juga mengambil peran sebagai local environmental
activist khusus di bidang composting. Masih terus memotivasi diri dan keluarga untuk
bisa lebih peduli dengan sampah. Tantangan yang juga tak ringan karena kini
gaya hidup mengarah ke bentuk yang makin praktis dan serba cepat. Sehingga banyak
produk dihasilkan dengan kemasan yang justru menghasilkan emisi gas karbon dan
sampah kemasan itu sendiri.
Value Pribadi
Ini penting. Karena tanpa value, tidak ada ruh atau spirit
yang menguatkan semua niat baik. Value pribadi emak saras adalah bagaimana
menjadikan hidup sebagai peluang beramal sholih. Bagaimana mengisi detik,
menit, jam, hari dengan sesuatu yang membuat kita makin tunduk dan patuh pada
perintah Allah dan menjauhi larangnya. Sehingga diri terus diisi dengan
kebaikan yang mudah-mudahkan membuka pintu keberkahan.
Cara Mengoptimalkan Personal Branding
Personal branding bagaimanapun juga menjadi posisi tawar
kita di ranah publik. Tidak selalu berkorelasi dengan nilai uang atau gaji
tinggi ya. Justru bagi emak saras posisi tawar sebagai parenting enthusiast dan local
envi activist adalah bagaimana kita konsisten mengusung value yang terkandung
di dalamnya.
Selain itu emak juga kerap meminta feed back dari audiens, teman, atau relasi yang berhubungan dengan aktifitas di atas. Agar dapat mengevaluasi apakah yang emak lakukan sudah sesuai harapan pribadi dan orang lain yang bersinggungan dengan output diri.
Cara lain agar bisa konsisten adalah dengan
bergabung di komunitas yang sevisi dan meng-up grade ilmu dan skill.
Termasuk dalam menjaga keistiqomahan menulis blog, emak
butuh bergabung dengan blogger yang punya ruh yang sama baik dalam pengasuhan
dan pendidikan anak juga di bidang lingkungan.
Tak lupa tentu saja meminta petunjuk dan hidayah Sang
Pemilik Jiwa Raga ini, Allah Subhanallu Wata’ala agar niat ini diluruskan dan
dimampukan. Aamiin in syaa Allah.
Duh mb.. Merasa tertampar.. Apalah aku ini.. Hisk T_T
BalasHapus